Workshop tentang hasil survey data dasar Monitoring Implementasi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk wilayah Jawa Timur telah dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhutani. Workshop ini bertujuan untuk menyampaikan hasil kajian selama tiga bulan melakukan pengumpulan data di Jawa Timur yang dilakukan tim Lembaga Studi Ekosistem Hutan (LeSEHan). Selain itu, acara ini juga bertujuan mengumpulkan saran untuk hasil kajian tersebut.

Workshop yang diadakan di Madiun dihadiri oleh 22 orang yang terdiri dari Perwakilan Cabang Dinas Kehutanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Perhutani, serta pelaku usaha industri kayu yang berasal dari Kabupaten Madiun, Ngawi, Trenggalek, Jombang, dan Pasuruan.

Direktur LeSEHan, Hale Irfan Safrudi mengatakan workshop ini merupakan rangkaian kegiatan LeSEHan bekerja sama dengan Food and Agriculture Organization of The United Nations yang melakukan pengawasan implementasi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) terhadap dampak pertumbuhan ekonomi dan livelihood di wilayah Jawa Timur. Kegiatan ini dilakukan tim LeSEHan pada bulan Oktober hingga Desember.

Ketua tim peneliti, Dr. Ir. Rahmanta Setiahadi, MP dan anggotanya Exwan Novianto, S.Hut, MP menyimpulkan hasil kajian di wilayah Jawa Timur. Hasil kajian tersebut sebagai berikut:

1. Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu merupakan sistem yang melingkupi empat aspek antara lain legalitas usaha, PUHH, K3, dan legalitas perdagangan sudah memberikan kontribusi pada pembangunan ekonomi.
2. Sumber kehidupan dan kesejahteraan kelompok rentan dan marginal tidak terganggu dengan implementasi SVLK. Namun belum ada peningkatan kesejahteraan pada kelompok tersebut.
3. Desain Sistem Monitoring yang berisi indikator wilayah dampak pembangunan ekonomi dan wilayah dampak sumber penghidupan belum mampu memotret dampak langsung pengimplementasi SVLK.

Workshop ini tidak hanya dilakukan di Jawa Timur saja, melainkan nanti juga akan diadakan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.