Kegiatan
Workshop Metodologi Penelitian
2023-08-11
Gender dan Keadilan Ekologi
Selasa, 6 Juni 2023
LeSEHan News Network, Bali. Pulau Bali yang telah menjadi tujuan wisata utama di Indonesia cukup terkenal di dunia menjadi lokasi titik temu tim peneliti yang tergabung dalam kelompok Recoftc-Explore CN 010/021/025. Bali dinilai ideal untuk bertemuanya seluruh anggota tim yang berasal dari Jawa Timur, Maluku dan Laos serta mentor yang berasal dari Amerika Serikat. Workshop yang berlangsung di Yan’s Hotel pada tanggal 3 sampai dengan 6 Juni 2023, berjalan lancar, dinamis, dan penuh keakraban serta kegembiraan dengan capaian hasil yang cukup optimal. Workshop metodologi mengangkat tema “Gender dan penggerak sosial serta dampak tata kelola hutan yang berfokus pada hak dan peran perempuan, pemuda, dan kelompok marjinal lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam”.
Terdapat lima tujuan penting dari diselenggarakannya workshop di Bali, yang antara lain adalah: yang pertama, pertemuan tatap muka untuk memperdalam alasan PFPAR dan PFPE (membahas metode dan landasan metodologi). Tujuan kedua , berbagi pengalaman menggunakan PFPAR dan PFPE selama kerja lapangan tahun lalu, dan berbagi refleksi untuk melakukan perbaikan pada tahun pertama penelitian saat ini. Yang ketiga tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan kegiatan aksi utama. Tujuan workshop keempat adalah berbagi ide awal penyusunan manual/modul untuk penguatan kapasitas stakeholder. Dan yang terakhir adalah pembahasan beberapa SOP internal: manajemen, penelitian & anggaran.
Suasana workshop menjadi semakin cair dan akrab karena difasilitasi oleh Indry Oktaviai, MA dari Plan-Jakarta. Mbak Indry, biasa disapa demikian, mampu menggugah peserta workshop untuk aktif dalam kegiatan. Dengan pengalaman yang cukup panjang sebagai fasilitator Nasional, cukup banyak inovasi dan metode yang dia sodorkan pada peserta. Dia juga seorang penterjemah yang baik di saat beberapa peserta mengalami kebuntuan menyampaikan pendapat karena terkendala kemampuan menucapkannya dalam Bahasa Inggris.
Dalam penelitian yang akan dijalankan kombinasi pendekatan feminis postkolonial dan Ekologi Politik Feminis dalam penelitian ini akan sangat penting untuk menangkap isu-isu ekologi dan gender di FLG. Ekologi politik feminis pascakolonial (PFPE) menangkap interseksionalitas dan peta kekuasaan posisional dari berbagai pihak di FLG untuk merancang perubahan berdasarkan peta kekuasaan. Pendekatan ini mendekolonisasi kerangka teoritis dalam FLG dan membahas pengelolaan lanskap hutan yang adil. Sementara itu, Penelitian Aksi Partisipatif Feminis Pascakolonial memberikan landasan metodologis untuk mengedepankan suara dan perspektif tersembunyi kelompok yang terpinggirkan. Penelitian aksi ini mengungkap dinamika kekuatan tersembunyi di FLG dan memperkuat suara kelompok subaltern. Demikian pesan yang disampaikan Prof. Siti Kusujiarti, dosen di salah satu Universitas di Amerika dan juga menjadi mentor dalam penelitian ini.
Oleh karena itu metode yang digunakan sangat bervariasi, tergantung situasi dan budaya lokal, diantaranya storytelling, field talk, diorama, dan observasi partisipatif. Dan juga metode kreatif lain yang dapat mendorong penguatan masyarakat lokal untuk terlibat dalam tata kelola lanskap hutan. (HIS)
LeSEHan News Network, Bali. Pulau Bali yang telah menjadi tujuan wisata utama di Indonesia cukup terkenal di dunia menjadi lokasi titik temu tim peneliti yang tergabung dalam kelompok Recoftc-Explore CN 010/021/025. Bali dinilai ideal untuk bertemuanya seluruh anggota tim yang berasal dari Jawa Timur, Maluku dan Laos serta mentor yang berasal dari Amerika Serikat. Workshop yang berlangsung di Yan’s Hotel pada tanggal 3 sampai dengan 6 Juni 2023, berjalan lancar, dinamis, dan penuh keakraban serta kegembiraan dengan capaian hasil yang cukup optimal. Workshop metodologi mengangkat tema “Gender dan penggerak sosial serta dampak tata kelola hutan yang berfokus pada hak dan peran perempuan, pemuda, dan kelompok marjinal lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam”.
Terdapat lima tujuan penting dari diselenggarakannya workshop di Bali, yang antara lain adalah: yang pertama, pertemuan tatap muka untuk memperdalam alasan PFPAR dan PFPE (membahas metode dan landasan metodologi). Tujuan kedua , berbagi pengalaman menggunakan PFPAR dan PFPE selama kerja lapangan tahun lalu, dan berbagi refleksi untuk melakukan perbaikan pada tahun pertama penelitian saat ini. Yang ketiga tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan kegiatan aksi utama. Tujuan workshop keempat adalah berbagi ide awal penyusunan manual/modul untuk penguatan kapasitas stakeholder. Dan yang terakhir adalah pembahasan beberapa SOP internal: manajemen, penelitian & anggaran.
Suasana workshop menjadi semakin cair dan akrab karena difasilitasi oleh Indry Oktaviai, MA dari Plan-Jakarta. Mbak Indry, biasa disapa demikian, mampu menggugah peserta workshop untuk aktif dalam kegiatan. Dengan pengalaman yang cukup panjang sebagai fasilitator Nasional, cukup banyak inovasi dan metode yang dia sodorkan pada peserta. Dia juga seorang penterjemah yang baik di saat beberapa peserta mengalami kebuntuan menyampaikan pendapat karena terkendala kemampuan menucapkannya dalam Bahasa Inggris.
Dalam penelitian yang akan dijalankan kombinasi pendekatan feminis postkolonial dan Ekologi Politik Feminis dalam penelitian ini akan sangat penting untuk menangkap isu-isu ekologi dan gender di FLG. Ekologi politik feminis pascakolonial (PFPE) menangkap interseksionalitas dan peta kekuasaan posisional dari berbagai pihak di FLG untuk merancang perubahan berdasarkan peta kekuasaan. Pendekatan ini mendekolonisasi kerangka teoritis dalam FLG dan membahas pengelolaan lanskap hutan yang adil. Sementara itu, Penelitian Aksi Partisipatif Feminis Pascakolonial memberikan landasan metodologis untuk mengedepankan suara dan perspektif tersembunyi kelompok yang terpinggirkan. Penelitian aksi ini mengungkap dinamika kekuatan tersembunyi di FLG dan memperkuat suara kelompok subaltern. Demikian pesan yang disampaikan Prof. Siti Kusujiarti, dosen di salah satu Universitas di Amerika dan juga menjadi mentor dalam penelitian ini.
Oleh karena itu metode yang digunakan sangat bervariasi, tergantung situasi dan budaya lokal, diantaranya storytelling, field talk, diorama, dan observasi partisipatif. Dan juga metode kreatif lain yang dapat mendorong penguatan masyarakat lokal untuk terlibat dalam tata kelola lanskap hutan. (HIS)
Kegiatan
- Edukasi
- Pelatihan & Pendampingan
- Studi, Kajian, Diskusi dan Penelitian
- Kerjasama dengan Lembaga Pemerintah & Non Pemerintah
- Perhutanan Sosial
- Gender dan Keadilan Ekologi
Agenda
18
Jul '24
Jul '24
Sub-tim Jawa Timur: Workshop P...
09.00 - 13.00 wib
Meeting room Work n' Play Coffee and eatery - Madiun
09.00 - 13.00 wib
Meeting room Work n' Play Coffee and eatery - Madiun
17
Jun '24
Jun '24
Sub-tim Laos: Analisa Data ...
08:00 - 12:00
Meeting room Campus
08:00 - 12:00
Meeting room Campus
10
Jun '24
Jun '24
Sub-tim Jawa Timur: Analisa Da...
09.00 - 13.00 wib
Meeting Room Joglo Manies Resto - Ponorogo
09.00 - 13.00 wib
Meeting Room Joglo Manies Resto - Ponorogo
09
Jun '24
Jun '24
Sub-tim Laos: Pengumpulan data...
08:00 - 16:00
Khammouan Province
08:00 - 16:00
Khammouan Province